27 Maret 2009

Pradiksar Menwa Sat.103 Unimal T.A 2009

KOMANDO RESIMEN MAHASISWA MAHADASA
SATUAN 103/UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Komando Resimen Mahasiswa Mahadasa Satuan 103 /Universitas Malikussaleh melaksanakn pelatihan bagi calon2 baru anggota menwa satuan. kegiatan yang lazim disebut Pradiksar/Diksar kampus bertujuan memperkenalkn Organisasi Menwa ke Mahasiswa yg baru bergabung ke Menwa. Pradiksar yang di laksanakn selama 1 minggu mulai tanggal 18 s/d 24 Februari 2009 di ikuti oleh 10 orang yang lulus seleksi...seleksi meliputi Rikkes, JAs/Fisik, Samapta, Mental Ideologi (MI). kegitan ini berlangsung di Kawasan Ex Komplek Perumahan Exxon Mobil Oil Bukit Indah,,

Foto-Foto Dokumentasi Kegiatan






12 Oktober 2008

FOTO 1 ; KOMANDAN SATUAN 103/MALIKUSSALEH

FOTO 2 : KOMANDAN SATUAN Saat Apel Malam di Lemdik Unimal Reuleut

FOTO 3 : Saat MAKAN MALAM PESERTA PRADIKSAR DI LEMDIK UNIMAL REULEUT

21 September 2008

BENDERA MERAH PUTIH

1. Pengertian Bendera Merah Putih

Rasio : 2 : 3

Bendera nasional Indonesia adalah sebuah bendera simpel dengan dua warna yang dibagi menjadi dua bagian secara horizontal. Warnanya diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Bendera yang dinamakan Sang Saka - atau lebih seringnya Merah Putih - ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan nasionalis-nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera ini sebagai bendera resmi.

1. Kemiripan dengan Bendera Negara Lain

Bendera ini mirip dengan bendera negara Bendera Monako dan Solothum yang mempunyai warna sama namun rasio yang berbeda, selain itu bendera ini juga mirip dengan Bendera Polandia yang mempunyai warna yang sama namun warnanya terbalik. ( www.wikipedia.com )


2. Fungsi dan Kedudukan Bendera

1. Merupakan identitas dan jati diri bangsa

2. Merupakan kedaulatan bangsa

3. Merupakan lambang tertinggi Bangsa

3. Peraturan Bendera Merah Putih

PUU No. 4 th. 1950 tentang bendera kebangsaan Indonesia. Hal – hal yang penting terdapat dalam peraturan pemerintah tentang Pusaka.

1. Bendera Pusaka adalah bendera kebangsaan yang di kibarkan pada Upacara Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

2. Duplikat Bendera Pusaka hanya dapat di kibarkan pada tanggal 17 Agustus.

3. Pada waktu penaikan / penurunan semua yang hadir berdiri tegak.

4. Pada saat akan dikibarkan / diturunkan bendera tidak boleh menyentuh tanah atau air.

5. Bendera kebangsaan tidak boleh di tempel lencana cukup dengan dua warna saja.

4. Perlakuan Terhadap Bendera Merah Putih Yang Rusak / Tidak Di Pakai

1. Di pisahkan antara kain merah dan putih

2. Bendera Yang sudah rusak hendaklah dimusnahkan / di bakar dengan cara yang benar dengan membakar bendera tersebut secara tertutup tanpa menunjukkan rasa tidak hormat kepada bendera tersebut

3. Disimpan pada tempat yang aman

4. Bendera tidak seharusnya digunakan untuk mengalas meja atau menutup sesuatu kecuali digunakan dalam upacara Pemakaman Kenegaraan.



5. Ukuran Bendera Merah Putih


Menurut PP yang menentukan bendera Indonesia yaitu PERPU No. 40 th 1950 ukuran bendera di tentukan :


1. Ukuran Maximal 300 cm x 200 cm

2. Ukuran Minimal 30 cm x 20 cm


6. Penempatan Posisi Bendera Merah Putih


1. Kapal Perang

Letaknya di bagian belakang agar tidak di kenali musuh dan tidak mudah rusak kena angin atau air.

2. Mobil Kedutaan Besar dan Mobil Pejabat Penting

Letaknya di depan sebelah kanan.


3. Organisasi Dunia PBB

Letaknya sesuai abjad


4. Organisasi – organisasi


Letak bendera Merah Putih di sebelah kanan bendera organisasi


http://www.menwaunimal.multiply.com

SUKA DUKA

PENDIDIKAN DASAR MILITER MENWA MAHADASA

DODIK BELA NEGARA, RINDAM IM MATA IE

BANDA ACEH

Berawal dari hobi suka segala hal yang berbau militer dari senjata, seragam, latihan-latihannya, operasi-operasi dll, gw putuskan langsung mendaftar ketika liat spanduk pendaftaran resimen mahasiswa. Pengen nyicip pendidikan militer, nyari teman, latihan memimpin & dipimpin, menguji mental dan fisik juga sih sebenarnya. Agak capek..tapi menyenangkan......

Pengalaman ikut diklatsar mil menwa ini bakal jadi pengalaman yang ga bisa dilupakan kayanya. Belehlah dibilang kondisi yang paling ekstrim yang pernak gw alami. Pengen rasanya pengalaman ini gw bagi, mumpung belum lupa. Semoga bermanfaat.

Dimulai dari sebelum diksar kami semua ikut kegiatan kegiatan pra diksar contohnya rapelling di gedung kampus, latihan fisik rutin dll, kemudian masing masing ditest fisik lari dan restock, juga ditest kesehatan ala militer dari mata sampai seluruh tubuh ditelusuri satu-satu sampai harus telanjang bulat, sempet kaget juga sih emang gini orang militer ngetest kesehatan rupanya nggak kayak biasanya yang paling Cuma meriksa tensi dll. Demi keseragaman yang laki2 juga wajib potong rambut sesuai standar, gila juga Cuma sekitar 2 mili, nyaris plontos kepala.

Sebelum berangkat kita dipinjami perlengkapan tempur, seperti tas T45 yang kotak tapi bener2 keren menurutku, army banget modelnya, misting tempat makan, vedples tempat minum, kopel ikat pinggang sampai baju PDL, ada beberapa perlengkapan yang harus dilengkapi sendiri macam sepatu dll, karena dikoordinir bareng sih ngga terlalu susah ngumpulin kelengkapan. Oh ya mmasing masing harus sedia minyak komando yaitu minyak goreng dengan cincangan bawang merah didalamnya untuk meminyakki kaki agar tidak lecet sewaktu pakai sepatu boot PDL.

Hari keberangkatan kita berangkat ke cikole tempat latihan depo pendidikan militer. Kami satu kompi pasukan terdiri dari 24 pria dan 5 orang wanita berangkat naik truk tentara walau masih belum kenal semua tampak bahagia naik truk sama-sama masih belum tahu apa yang menunggu kita disana ,hehe.
Di perjalanan truk tiba-tiba berhenti, kita disuruh turun dan melanjukan perjalanan dengan jalan kaki, setengah berlari menuju depo pendidikan. Setelah berjalan lumayan jauh kami masuk ke depo pendidikan lewat pintu belakang tidak lewat provost. Dibariskan dan mengisi biodata, sebelum masuk ke barak kami diberikan juksis atau peraturan selama pendidikan oleh guru militer (gumil). Malam pertama kami nikmati dengan tidur pulas, menikmati barak militer yanng ternyata jauh dari kesan seram.

Pagi-pagi kami masih dibangunkan oleh suara azan subuh, pergerakan selama di depo pendidikan harus beregu, berbaris rapi mobilisasi dilakukan dengan berlari. Sekembalinya dari salat subuh kami langsung diperintahkan untuk segera latihan fisik pagi, yang spesial adalah binsik dilakukan dengan memakai jaket kulit alias telanjang dada bagi yang cowok, sempet kaget juga sih, udara di cikole khan dingin banget apalagi buat yang baru datang, alhasil kami semua berbaris dengan menggigil. Binsik diawali dengan lari 4 keliling kompleks perumahan militer, pemenasan dan latihan kekuatan seperti push up, sit up dll, dan tidak lupa gerakan favorit ... jalan jongkok... bener2 hampir setengah mati itu nahan pegelnya. Gak nyangka juga ternyata kegiatan seperi ini dilakukan setiap hari, bahkan sehari tiga kali. Bina fisik pagi, binsik siang, binsik malam. Ujian bagi mental kami masing-masing. Paling menyiksa adalah binsik siangdibawah sengatan sinar mentari, kami olahraga, terkadang juga dengan telanjang dada (yg Putri ...ngak donk), diatas lapangan aspal hitam yang sudah panas dengan sinar matahari. Tubuh kami serasa digoreng diatas aspal ketika merayap, meringis menahan panas.

Sehabis binsik kami diberikan kesempatan bebersih sekitar 15 menit sebelum persiapan makan. Makanan dibagi di misting masing masing. Lagi-lagi kami` dibuat shock dengan makan hanya dalam 20 hitungan, ada konsekuensi bagi yang lambat, push up atau sit up. Disini yang sudah selesai harus membantu yang belum. Biasanya gw yang suka memanfaatkan momen makan gratis tapi kalo begini caranya akhirnya ga bisa makan banyak2. Nggak disangka juga selama pendidikan makan tiga kali sehari dengan metode seperti ini. Tiba-tiba waktu makan bukan menjadi saat yang ditunggu2 lagi. Agak tersiksa juga dengan makan tanpa dikunyah. Makin lama peraturannya makin ketat, tidak boleh bungkuk dengan menjaga pisang atau sendok ditaruh diatas kepala jangan sampai jatuh, kalau jatuh ya konsekuensinya pushup 3 seri ( 1 seri= 10x). Suatu saat ketika ditengah makan tiba-tiba disuruh berhenti dan kita disuruh rotasi misting, hoeks kita makan makanan bekas orang lain, nasi bekas, daging ayam bekas gigitan, sendok bekas air liur, rasanya mau muntah juga kalo dibayangkan. Namun mulai saat itulah kami tiak canggung lagi bertukar air liur satu-sama lain termasuk siswi-siswinya.

Hari pertama kami masing masing dipersenjatai senapan M1 Garrand, US rifle mirip seperti yang di game call of duty, semi otomatis, popor kayu cukup berat juga, sampai dibarak kami coba utak atik itu senjata. Keren juga walaupun senapan PDII kami bidik lewat pisir O-nya mantab. Barang barang di tas kami dipindahkan semua kedalam lemari barak. Sempet bahagia dengan beban tas yang berkurang. Namun tiba-tiba ada perintah harus memenuhi tas kami dengan tanah, walhasil tas kami semua malah jadi tambah berat.

Materi pertama kami adalah PMO (Pengenalan Medan orientasi) kami dikenalkan tempat2 di depo pendidikan namun dengan cara ekstrim. Perpindahan dari satu tempat-ketempat lain dilakukan dengan berlari, jalan jongkok, merayap dan berguling tergantung instruksi, melelahkan sekaligus membuat kami shock dengan materi hari pertama. Kami juga melakukan PMO duluar depo di kubangan lumpur kami merayap. Melakukan penyamaran dengan lumpur, sebelum kembali kami melakukan pembersihan disungai yang jernih. Hari-hari di depo pendidikan kami lalui dengan binsik rutin pagi siang malam, dilanjutkan dengan makan pagi siang malam dengan metode yang sama. Sehari-hari kami diberikan materi dikelas dan dilapangan, dari pengjatri (Pengetahuan Senjata Ringan) berupa teori dan praktik bongkar pasang m16 dan pistol FN10. PPM (Peraturan Penghormatan militer), PBB (peraturan baris-berbaris) upacara militer, Bela diri Militer dilapangan, Renang militer, Navigasi darat, Taktik regu senapan, Strategi anti gerilya, teori survival dan teori caraka.

Salah satu materi yang menguji mental adalah caraka, praktik caraka yang dilakukan adalah caraka malam dengan melewati kegelapan dengan senjata dan ransel kita membawa pesan yang harus disampaikan, banyak yang lupa pesan. Melewati setiap rintangan pos, kuburan, ditakut-takuti. Senjata dengan licik direbut oleh musuh. Jika begitu matilah kita semua. Setiap saat di depo pendidikan kita harus selal siap dengan posisi stealing yaitu ketika ada alarm serangan musuh kita harus siap diposisi masing masing dengan perlengkapan lengkap. Entah mengapa pada malam itu kami hampir semua lupa dengan kelengkapan masing masing. Matilah kita semua. Konsekuensinya adalah diguyur air dingin 2 ember penuh ditengah malam cikole yang super dingin ditambah dicelup dikolam lumpur alias kolam suci, ngga nyangka pelatih tega nian.

Hari-hari terakhir di depo pendidikan diselesaikan dengan HTF yang berisi serangkaian test tentang materi yang sudah kita pelajari. Guru militer sudah semakin akrab tidak sekeras dulu waktu pertama kali. Hingga pelepasan dilangsungkan di seputaran gunung batok. Kami sadar bakal akan ada yang lebih menguji mental sedang menunggu kami semua. Selamat tinggal depo pendidikan, selamat tinggal bapak-bapak gumil yang baik.

Usai sudah pendidikan di depo bela negara dilanjutkan dengan operasi-operasi yang harus dijalani untuk bertahan dan menyerang musuh. Setelah pelepasan kami langsung dimobilisasi ke tempat kami berbivak (kemah dengan ponco) di tengah hutan pinus tangkuban perahu. Malam-malam selanjutnya akan kami lewati dengan tidur dengan beratapkan bivak. Malam pertama dihutan terasa dingin dan dengan terpaksa kami tidur saling berpelukan

Pagi berikutnya turun surat perintah operasi patroli hutan gunung, mendaki tangkuban perahu menelusuri hutan pinus. Sepanjang perjalan harus siap dengan posisi stealing saling melindungi, tiarap dengan pisir terbidik kearah luar. Perjalanan singgah di kawah domas sambil membawa perlengkapan lengkap helm baja, tas ransel dan senjata M1 garrand kami sempat singgah di lorong hantu. Perjalanan dilanjutkan menelusuri kuburan cina yang sangat luas, saking panjangnya perjalanan sampai-sampai muak juga melihat lautan kuburan untung saja ada alarm stealing yang berbunyi mendadak disaat-saat tertentu, kalau tidak pasti sudah tersiksa oleh rasa bosan yang mengiringi perjalanan panjang ini. Di tendang dan dipukul helm sudah menjadi hal yang biasa diperjalanan supaya kami tetap sadar dan fokus memang seharian kami longmarch kemungkinan pikiran melayang sangat besar.

Akhirnya longmarch panjang hari itu berakhir di kaki gunung batok, bivak pun kembali didirikan diantara pohon-pohon teh untuk bermalam, mulai hari itu logistik diberikan dalam bentuk makanan mentah. Kami harus memasak beras, telur, ikan asin beregu sebelum makan. Kami sadar malam itu akan ada pergerakan mendadak, beruntung beberapa orang masih terjaga dan msing-masing segera membereskan bivak bersiap berjalan karena turun suat perintah operasi baru. Ternyata SPO selanjutnya adalah perintah caraka. Caraka kedua kali ini menelusuru gelapnya semak2 hutan. Jalan-jalan setapak tengah hutan yang sempit rentan terhadap serangan maka masing-masing berjalan dengan penuh waspada.

Di ujung caraka kami langsung diperintahkan untuk tidur menggantung diatas pohon (ngalong). Dengan harness terikat di dahan dan pinggang masing-masing. Belum lama menikmati tidur di atas pohon, Surat perintah baru turun untuk bertahan dihutan logistik terputus, harus mempertahankan hidup di hutan (survival). Pagi itu eksplorasi mencari makanan dilakukan, untuk sumber air lancar ada sungai jernih mengalir , makanan hanya batang pisang, biji-bijian petai cina, pakis, beberapa ada yang makan kecebong, serangga capung. Ternyata teori survival yang kami dapatkan sangat jauh dari kenyataan, tidak banyak yang bisa dimakan dihutan. Dengan kondisi kelaparan, lemas karena gula darah rendah, malam itu ada stealing mendadak. Kami semua dihukum celup disungai dan harus merasakan dinginya kehujanan dengan direndam air sungai yang dingin.

Pagi harinya kami kehabisan ide untuk makan, semua bagian telakh dieksplorasi. Akhirnya datang pelatih dengan membawa ular sanca, walhasil mau tidak mau kami makan daging ular. Salah satu tujuannya adalah untuk menghangatkan badan agar tidak hipotermia. Pagi harinya akhirnya evakuasi dilakukan, SPO baru turun, logistik kembali berjalan. SPO baru adalah kompas siang, pergerakan beregu. Menelusuri garis lurus menerobos medan hingga ke tempat pemandian mata ie. Lumayan jauh juga, namun pergerakan beregu membuat kami lebih fleksibel menentukan jalan dan waktu beristirahat. Sampai di tujuan, setelah letih berjalan masih harus mobilisasi ke tempat berbivak yang ternyata masih jauh. Disebuah bukit, di lahan miring kami berbivak.

Pagi hari turun SPO baru. SPO selanjutnya adalah patroli jalan raya. Ini merupakan operasi paling melelahkan, seharian kami berjalan menelusuri jalan raya, tak jarang kami disuruh berlari merapatkan jarak dengan orang didepan. Di tengah terik matahari yang menyengat, Debu jalan raya. Melewati perumahan Pamen Japakeh. Air minum dibatasi hanya seteguk untuk setiap sekitar 5 kilometer istirahat. Benar-benar menguji mental, sambil membawa Helm baja berat dikepala, tas berat dipunggung, senjata popor kayu yang terasa berat ditangan. Rasa syukur timbul ketika beristirahat sejenak diberikan seteguk air. Atau ketika disiram seciduk air ditengah panas terik, tubuh. Akhirnya hari yang panjang itu berakhir juga di tempat berbivak selanjutnya. Kaki kaki mulai cedera lecet bergesekan dengan sepatu kulit sepanjang hari. Pelajaran hari ini adalah, sebuah perjalanan panjang sebenarnya hanya terdiri melangkahkan kaki kiri dan kaki kanan secara konsisten dan perayalah semua badai pasti berlalu.

Tak disangka tempat kami bermalam selanjutnya adalah tempat yang ekstrim berupa pulau ditengah rawa yang haru dilalui dengan melewati air payau setinggi dada. Rasa perih mulai menerpa luka-luka lecet kami. Kami hanya bisa meringis menahan sakit. Pagi itu turun perintah SPO operasi rawa laut , sudah bisa ditebak kami harus patroli menelusuri rawa berair asin. Dengan terkadang diselingi lumpur hisap yang menahan kaki kami untuk melangkah. Belum lagi ditambah alarm stealing yang mengharuskan kita menahan nafas didalam air agar tidak terlihat musuh. Perjalanan peneluasuran rawa ini juga memakan waktu hampir seharian seperti operasi-operasi sebelumnya. Hati kami percaya operasi selelah apapun pasti akan berakhir. Walau belum melihat debur ombak hati sudah agak terhibur dengan menginjakan tanah pasir di tempat berbivak, artinya kita sudah dekat laut dam misi akan segera berakhir.

SPO selanjutnya bisa jadi merupakan operasi paling mengasyikkan, hari itu untuk pertama kalinya kami melihat laut. Operasi patroli pancang laut dengan perahu karet bsd kami mendayung ketengah laut dengan tetap siaga dengan alarm stealing. Semua awak harus masuk ke air, perahu karet harus dibalik dan semua kepala harus berlindung dibawah berahu yang terbalik. Sore itu kami dikembalikan ditempat berbivak

Malamnya kami sudah punya firasat akan ada operasi malam, benar saja ada SPO telusur rawa malam , dengan penglihaan terbatas kami harus berjibaku kembali dengan lumpur. Cukup melelahkan juga memang. Sesampainya dipantai kami melakukan gerakan gerakan seperti saat PMO dulu, Jalan jongkok sampai Pegal, Merayap dengan jarak yang cukup melelahkan. Kami berdiri menghadap kelaut dengan melantunkan lagu syukur yang mengharukan.

Ketika balik kanan kami sudah disambut dengan api unggun raksasa dan kembang api, yeah pembaretan sudah didepan mata. Benar saja sehabis itu logstik tiba-tiba memanjakan kami dengan berbagai makanan ringan yang sudah lama tidak kita makan. Kita makan sampai puas.

Upacar pembaretan dihadiri oleh orang tua masing-masing mengharukan setelah hampir 20 hari disiksa dan dianiyaya (hiperbol dikit) bertemu orangtua tumpahlah air mata. Pembaretan dilakukan orangtua masing-masing. Sehabis pembaretan semua makan ikan bakar all you can eat sepuasnya. Rasa sesal yang selama ini meliputi kami mendadak hilang tergantikan oleh rasa puas dan bangga telah menaklukkan musuh terberat yang selama diklatsarmil ini kita lawan yaitu.... My Self.

22 Juni 2008

BENDERA MERAH PUTIH

1. Pengertian Bendera Merah Putih

Rasio : 2 : 3

Bendera nasional Indonesia adalah sebuah bendera simpel dengan dua warna yang dibagi menjadi dua bagian secara horizontal. Warnanya diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Bendera yang dinamakan Sang Saka - atau lebih seringnya Merah Putih - ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan nasionalis-nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera ini sebagai bendera resmi.

1. Kemiripan dengan Bendera Negara Lain

Bendera ini mirip dengan bendera negara Bendera Monako dan Solothum yang mempunyai warna sama namun rasio yang berbeda, selain itu bendera ini juga mirip dengan Bendera Polandia yang mempunyai warna yang sama namun warnanya terbalik. ( www.wikipedia.com )


2. Fungsi dan Kedudukan Bendera

1. Merupakan identitas dan jati diri bangsa

2. Merupakan kedaulatan bangsa

3. Merupakan lambang tertinggi Bangsa

3. Peraturan Bendera Merah Putih

PUU No. 4 th. 1950 tentang bendera kebangsaan Indonesia. Hal – hal yang penting terdapat dalam peraturan pemerintah tentang Pusaka.

1. Bendera Pusaka adalah bendera kebangsaan yang di kibarkan pada Upacara Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

2. Duplikat Bendera Pusaka hanya dapat di kibarkan pada tanggal 17 Agustus.

3. Pada waktu penaikan / penurunan semua yang hadir berdiri tegak.

4. Pada saat akan dikibarkan / diturunkan bendera tidak boleh menyentuh tanah atau air.

5. Bendera kebangsaan tidak boleh di tempel lencana cukup dengan dua warna saja.

4. Perlakuan Terhadap Bendera Merah Putih Yang Rusak / Tidak Di Pakai

1. Di pisahkan antara kain merah dan putih

2. Bendera Yang sudah rusak hendaklah dimusnahkan / di bakar dengan cara yang benar dengan membakar bendera tersebut secara tertutup tanpa menunjukkan rasa tidak hormat kepada bendera tersebut

3. Disimpan pada tempat yang aman

4. Bendera tidak seharusnya digunakan untuk mengalas meja atau menutup sesuatu kecuali digunakan dalam upacara Pemakaman Kenegaraan.



5. Ukuran Bendera Merah Putih


Menurut PP yang menentukan bendera Indonesia yaitu PERPU No. 40 th 1950 ukuran bendera di tentukan :


1. Ukuran Maximal 300 cm x 200 cm

2. Ukuran Minimal 30 cm x 20 cm


6. Penempatan Posisi Bendera Merah Putih


1. Kapal Perang

Letaknya di bagian belakang agar tidak di kenali musuh dan tidak mudah rusak kena angin atau air.

2. Mobil Kedutaan Besar dan Mobil Pejabat Penting

Letaknya di depan sebelah kanan.


3. Organisasi Dunia PBB

Letaknya sesuai abjad


4. Organisasi – organisasi


Letak bendera Merah Putih di sebelah kanan bendera organisasi


02 Juni 2008

PBB

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)

( Bag. I )

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .

Apa itu Baris Baerbaris ?

  1. Baris Berbaris

a. Pengertian

Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

b. Maksud dan tujuan

1) Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab.

2) Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.

3) Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.

4) Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.

5) Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.

  1. Aba-aba

a. Pengertian

Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.

b. Macam aba-aba

Ada tiga macam aba-aba yaitu :

1) Aba-aba petunjuk

2) Aba-aba peringatan

3) Aba-aba pelaksanaan

1. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.

Contoh:

a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK

b) Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK

2. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.

Contoh:

a) Lencang kanan - GERAK

(bukan lancang kanan)

b) Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)

3. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:

a) GERAK

b) JALAN

c) MULAI

a. GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.

Contoh:

-jalan ditempat -GERAK

-siap -GERAK

-hadap kanan -GERAK

-lencang kanan -GERAK

b. JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.

Contoh:

-haluan kanan/kiri - JALAN

-dua langkah ke depan -JALAN

-satu langkah ke belakang - JALAN

Catatan:

Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU

Contoh:

-maju - JALAN

-haluan kanan/kiri - JALAN

-hadap kanan/kiri maju - JALAN

-melintang kanan/kiri maju -J ALAN

Tentang istilah: “maju”

· Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti.

· Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.

Misalnya:

· Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.

· Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.

· Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.

Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.

Tentang aba-aba : “henti”

Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.

Contoh:

Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.

c. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.

Contoh:

-hitung -MULAI

-tiga bersaf kumpul -MULAI

4. Cara memberi aba-aba

a) Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.

b) Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.

Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK

Pelaksanaanya :

· Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.

· Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.

c) Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.

· Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.

d) Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.

e) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.

f) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.

g) Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.

h) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !

Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)

( Bag. II )

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .

  1. Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar

a. Sikap sempurna

Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.

b. Istirahat

Aba-aba istirahat ditempat – GERAK

1) Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm)

2) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.

Catatan:

a) Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.

b) Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.

c) Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan

c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)

Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK

Pelaksanaannya:

Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.

1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri

2) Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.

3) Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.

4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).

Catatan:

a) Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di smaping.

b) Kelurusan barisan dilihat dari tumit.

d. Setengah lencang kanan/kiri

Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK

Pelaksanaannya:

Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

e. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)

Aba-aba : Lencang depan - GERAK

Pelaksanaannya:

1) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.

2) Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba.

3) Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan

f. Cara berhitung

Aba-aba : Hitung – MULAI

Pelaksanaannya:

1) Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan memalingkan mukanya ke kanan.

2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke depan.

3) Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.

4) Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.

5) Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya masing-masing.

6) Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan : LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.

  1. Perubahan Arah

(dalam keadaan berhenti)

a) Hadap kanan/kiri

Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK

1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.

2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°

3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

b) Hadap serong kanan/kiri

Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK

Pelaksanaannya:

1) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri

2) Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri

3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri

c) Balik kanan

Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK

Pelaksanaannya :

1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.

2) Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°

3) Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

Catatan:

· Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna

· Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.

d) Cara berkumpul

Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI

Pelaksanannya :

1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.

Contoh:

Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.

2) Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah

3) Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.

4) Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.

e) Cara latihan memberi hormat

Aba-aba : Hormat - GERAK

Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)

1) Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.

2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.

3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.

4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap sempurna.

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)

( Bag. III )

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .

a) Bubar

Aba-aba : Bubar - JALAN

Pelaksanaannya;

Pemberian aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu bubar.

b) Jalan di tempat

Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK

Pelaksaannya:

Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)

Dari jalan ke tempat berhenti.

Aba-aba : Henti – GERAK

Pelaksanaannya:

Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.

c) Membuka/menutup barisan.

Aba-aba : Buka barisan – JALAN

Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.

Catatan :

Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.

Tutup barisan

Aba-aba :tutup barisan – JALAN

Pelaksanannya :

Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.

Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah

Macam langkah

Panjangnya

Tempo

1.

Langkah biasa

65cm

120 tiap menit

2.

Langkah tegap

65cm

120 tiap menit

3.

Langkah perlahan

40cm

30 tiap menit

4.

Langkah kesamping

40cm

70 tiap menit

5.

Langkah ke belakang

40cm

70 tiap menit

6.

Langkah ke depan

60cm

70 tiap menit

7.

Langkah di waktu lari

80cm

165 tiap menit

A. MAJU – JALAN

Dari sikap sempurna

Aba-aba : Maju – JALAN

Pelaksanaannya:

1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.

2) Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri 30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.

Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.

Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri

Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.

B. LANGKAH BIASA

1) Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.

2) Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.

C. LANGKAH TEGAP

1) Dari sikap sempurna

Aba-aba : Langkah tegap – JALAN

Pelaksanaannya :

Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.

2) Dari langkah biasa

Aba-aba : Langkah tegap – JALAN

Pelaksanaannya :

Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.

3) Kembali ke langkah biasa

Aba-aba : Langkah biasa – JALAN

Pelaksanaannya :

Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….

Catatan :
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).

D. LANGKAH PERLAHAN

1) Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)

Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN

Pelaksanaannya :

a) Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna

b) Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.

c) Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.

Catatan :

· Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.

· Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk lebih khidmat.

2) Berhenti dalam langkah perlahan

Aba-aba : Henti – GERAK

Pelaksanaannya :

E. LANGKAH KE SAMPING

Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN

Pelaksanaannya :

Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

F. LANGKAH KE BELAKANG

Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN

Pelaksanaannya :

Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

G. LANGKAH KE DEPAN

Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN

Pelaksanaannya :

Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

H. LANGKAH DI WAKTU LARI

1) Dari sikap sempurna

Aba-aba : Lari maju – JALAN

Pelaksanaannya:

Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.

2) Dari langkah biasa

Aba-aba : Lari – JALAN

Pelaksanaannya:

Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.

3) Kembali ke langkah biasa

Aba-aba : Langkah biasa – JALAN

Pelaksanaannya :

Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.

Catatan :

Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.

I. LANGKAH MERDEKA

1) Dari langkah biasa

Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN

Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan.

2) Kembai ke langkah biasa

Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan ……………….samakn langkah. Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan.

3) Aba-aba : Langkah biasa – JALAN

Pelaksanaannya :

Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.

J. GANTI LANGKAH

Aba-aba : Ganti langkah – JALAN

Pelaksanaannya :

Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.

Sumber/ Referensi :

1. Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka - Depdiknas.

  1. Peraturan Baris Berbaris - Pusdiklat TNI-AD